Part 1
Nilai kesuksesan
bukan pada keadaan puncak yang diperoleh oleh seseorang. Namun ia merupakan
hasil dari aktivitas yang engkau cintai, dan interaksi antara dirimu dengan
orang lain secara jujur. Mewujudkan kebahagiaan dimungkinkan dengan menyintai
aktivitas yang kamu lakukan, dan menghadapi masa depan dengan penuh kesiapan
dan tanpa rasa takut. Merealisasikan kebahagiaan adalah dengan penerimaan
terhadap dirimu hari ini.
Kebahagiaan bisa diperoleh
dengan menyintai dirimu sendiri dengan segala kelebihan yang kamu miliki. Kenalilah
juga kekurangan dan kesalahan-kesalahanmu, bukan dalam rangka memberikan udzur
dan terlena dengan kesalahan. Demikian juga jangan sampai menjadikan dirimu
sendiri. Kisah-kisah berikut, akan memberikan sebagian gambaran tentang
kesuksesan yang sebenarnya.
DUKA TANPA KATA
Dokter bedah masuk ke ruang
operasi setelah mendapatkan berita untuk segera melakukan operasi pada seorang
pasien yang sakit parah. Sebelum masuk ke ruang operasi, selintas ia melihat
ayah pasienyang cemas tidak tenang. Tanda-tanda kegusaran terlihat di wajahnya.
Ketika melihat dokter, ia pun mengungkapkan kekesalannya,”tak ada harapan,
Dokter? Tahukah Anda bahwa kehidupan anakku sangat kritis. Tidakkah Anda merasa
turut bertanggung jawab dengan hal itu?”
Sang dokter tersenyum,”Maaf
saudaraku, sebelumnya saya tidak berada di rumah sakit ini. Namun karena ada
panggilan untuk melakukan operasi maka saya sesegera mungkin datang. Saya berharap
Anda tetap tenang, dan memberikan kesempatan padaku untuk melakukan operasi. Serta
yakinilah bahwa anak Anda akan mendapatkan pertolongan dan keamanan dari Allah.”
Kecemasan sang ayah tak juga berakhir. “aku harus tenang?
Cobalah Anda bayangkan kalau kejadian seperti ini menimpa anak Anda, apakah Anda
bisa tenang? Kalau anak Anda mati, apakah yang Anda lakukan?”
Dokter kembali tersenyum, “aku akan mengatakan seperti yang Allah
firmankan ‘Inna lillahi wa inna ilaihi
raajiun’ apakah seorang muslim punya ucapan selain itu?”
“wahai saudaraku, seorang dokter tidak bisa memanjangkan atau
memendekkan umur seseorang. Umur hanya di Tangan Allah. Kami hanya mampu berusaha
sekuat tenaga. Namun memang kondisinya kritis, jadi anda tetap harus mengatakan
‘innalillah wa inna ilaihi raajiun’.”
“bertakwalah pada Allah, pergilah ke musholla rumah sakit dan berdoalah agar
Allah menyelamatkan putra Anda.” sambung dokter.
Dengan sinis sang ayah menjawab, “begitu entengnya nasihat anda, karena
orang yang hendak mati ini tidak ada hubungannya sama sekali dengan anda!”
Dokter tidak menanggapi, namun ia segera masuk ke ruang operasi. Ia tenggelam
dalam pekerjaannya tersebut dengan penuh professional. Beberapa jam kemudian
operasi punselesai. Sang dokter keluar dari ruang operasi. Ia berkata kepada
sang ayah, “bergembiralah, operasi pada anak anda sukses dilakukan, Alhamdulillah, anakmu dalam kondisi
baik. Dan sekarang saya pamit dulu. Perawat akan memberikan penjelasan pada
anda tentang kondisi anak anda dengan lebih lengkap.”
Sang ayah ingin memberondongkan banyak pertanyaan pada dokter, namun
dokter bergegas pergi. Sang ayah pun menunggu beberapa waktu, hingga anaknya
keluar dari ruang operasi dengan didorong tempat tidurnya oleh perawat.
“apa yang hendak dilakukan oleh dokter payah itu hingga tidak memberikan
kesempatan semenit saja untukku mengetahui kondisi putraku?!”
Mendengar pertanyaan sang ayah tadi, tiba-tiba tangis perawat tadi
pecah.
“sebenarnya, anak dokter saat ini meninggal dunia. Ketika kami
memintanya untuk melakukan operasi tadi, beliau tengah bersiap-siap untuk
menyelenggarakan pamakaman anaknya. Karena kami tidak memiliki dokter bedah
lain selain beliau, maka beliau datang kemari, melupakan kesedihannya terhadap
anaknya demi menolong putra anda.”
Allahu akbar…
Perkataan yang telah terucapkan sulit untuk ditarik kembali padahal
bekasnya akan terekam. Maka pertimbangkan apa yang akan engkau ucapkan.
“hai orang-orang yang beriman,
jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah
dosa.” (Al Hujurat: 12)
Sumber: majalah Elfata edisi 07.vol12 hal 82
No comments:
Post a Comment