Wednesday 1 August 2012

Sukses, Kaya, & Cinta


Part 1

Nilai kesuksesan bukan pada keadaan puncak yang diperoleh oleh seseorang. Namun ia merupakan hasil dari aktivitas yang engkau cintai, dan interaksi antara dirimu dengan orang lain secara jujur. Mewujudkan kebahagiaan dimungkinkan dengan menyintai aktivitas yang kamu lakukan, dan menghadapi masa depan dengan penuh kesiapan dan tanpa rasa takut. Merealisasikan kebahagiaan adalah dengan penerimaan terhadap dirimu hari ini.
        Kebahagiaan bisa diperoleh dengan menyintai dirimu sendiri dengan segala kelebihan yang kamu miliki. Kenalilah juga kekurangan dan kesalahan-kesalahanmu, bukan dalam rangka memberikan udzur dan terlena dengan kesalahan. Demikian juga jangan sampai menjadikan dirimu sendiri. Kisah-kisah berikut, akan memberikan sebagian gambaran tentang kesuksesan yang sebenarnya.

DUKA TANPA KATA

        Dokter bedah masuk ke ruang operasi setelah mendapatkan berita untuk segera melakukan operasi pada seorang pasien yang sakit parah. Sebelum masuk ke ruang operasi, selintas ia melihat ayah pasienyang cemas tidak tenang. Tanda-tanda kegusaran terlihat di wajahnya. Ketika melihat dokter, ia pun mengungkapkan kekesalannya,”tak ada harapan, Dokter? Tahukah Anda bahwa kehidupan anakku sangat kritis. Tidakkah Anda merasa turut bertanggung jawab dengan hal itu?”
        Sang dokter tersenyum,”Maaf saudaraku, sebelumnya saya tidak berada di rumah sakit ini. Namun karena ada panggilan untuk melakukan operasi maka saya sesegera mungkin datang. Saya berharap Anda tetap tenang, dan memberikan kesempatan padaku untuk melakukan operasi. Serta yakinilah bahwa anak Anda akan mendapatkan pertolongan dan keamanan dari Allah.”
Kecemasan sang ayah tak juga berakhir. “aku harus tenang? Cobalah Anda bayangkan kalau kejadian seperti ini menimpa anak Anda, apakah Anda bisa tenang? Kalau anak Anda mati, apakah yang Anda lakukan?”
Dokter kembali tersenyum, “aku akan mengatakan seperti yang Allah firmankan ‘Inna lillahi wa inna ilaihi raajiun’ apakah seorang muslim punya ucapan selain itu?”
“wahai saudaraku, seorang dokter tidak bisa memanjangkan atau memendekkan umur seseorang. Umur hanya di Tangan Allah. Kami hanya mampu berusaha sekuat tenaga. Namun memang kondisinya kritis, jadi anda tetap harus mengatakan ‘innalillah wa inna ilaihi raajiun’.”
“bertakwalah pada Allah, pergilah ke musholla rumah sakit dan berdoalah agar Allah menyelamatkan putra Anda.” sambung dokter.
Dengan sinis sang ayah menjawab, “begitu entengnya nasihat anda, karena orang yang hendak mati ini tidak ada hubungannya sama sekali dengan anda!”
Dokter tidak menanggapi, namun ia segera masuk ke ruang operasi. Ia tenggelam dalam pekerjaannya tersebut dengan penuh professional. Beberapa jam kemudian operasi punselesai. Sang dokter keluar dari ruang operasi. Ia berkata kepada sang ayah, “bergembiralah, operasi pada anak anda sukses dilakukan, Alhamdulillah, anakmu dalam kondisi baik. Dan sekarang saya pamit dulu. Perawat akan memberikan penjelasan pada anda tentang kondisi anak anda dengan lebih lengkap.”
Sang ayah ingin memberondongkan banyak pertanyaan pada dokter, namun dokter bergegas pergi. Sang ayah pun menunggu beberapa waktu, hingga anaknya keluar dari ruang operasi dengan didorong tempat tidurnya oleh perawat.
“apa yang hendak dilakukan oleh dokter payah itu hingga tidak memberikan kesempatan semenit saja untukku mengetahui kondisi putraku?!”
Mendengar pertanyaan sang ayah tadi, tiba-tiba tangis perawat tadi pecah.
“sebenarnya, anak dokter saat ini meninggal dunia. Ketika kami memintanya untuk melakukan operasi tadi, beliau tengah bersiap-siap untuk menyelenggarakan pamakaman anaknya. Karena kami tidak memiliki dokter bedah lain selain beliau, maka beliau datang kemari, melupakan kesedihannya terhadap anaknya demi menolong putra anda.”
Allahu akbar…
Perkataan yang telah terucapkan sulit untuk ditarik kembali padahal bekasnya akan terekam. Maka pertimbangkan apa yang akan engkau ucapkan.
hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa.” (Al Hujurat: 12)

Sumber: majalah Elfata edisi 07.vol12 hal 82

No comments:

Post a Comment